0812 9930 096 care@qoloni.com
Dedikasi Hafiza, Generasi Muda Penggerak Pemberdayaan

Agustus selalu menjadi bulan spesial bagi bangsa Indonesia. Tujuh puluh tahun sudah sejak the founding fathers, Soekarno dan M. Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Sebagai generasi yang tidak menjadi bagian dari memperebutkan kemerdekaan, adalah sebuah kewajiban bagi kita untuk tetap amanah atau menjaga kemerdekaan bangsa ini.

Kemerdekaan hakikatnya bukan hanya ‘mengusir’ kaum penjajah dan mengakui Indonesia sebagai negara mandiri. Lebih dari itu, kemerdekaan juga berarti hijrah menuju tempat atau kondisi yang lebih baik. Tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain.

Begitu pula yang dilakukan oleh salah satu amil Dompet Dhuafa, Hafiza Elvira Novitariani. Pada 2011, dia bersama empat teman kuliahnya membuat Nalacity Foundation, sebuah wirausaha sosial yang memberdayakan ibu-ibu mantan penderita kusta/ OYPMK (Orang Yang Pernah Mengalami Kusta) di Sitanala, Tangerang, Jawa Barat. Sebanyak dua puluh ibu-ibu diberdayakan dengan diberi pelatihan keterampilan untuk menghasilkan produk Muslimah Fashion berpayet/manik, dengan produk utama jilbab kreasi. Hasil karya ini lalu dijual melalui media dalam jaringan/online.

“Akhirnya kami sampai pada kesimpulan untuk melanjutkan skema ini dengan mempelajari konsep social business yakni melakukan proses bisnis dari hasil karya ibu-ibu disana untuk kemudian sebagian profitnya dikembalikan ke komunitas di Sitanala melalui program-program sosial yang Nalacity buat”, tulis Hafiza melalui surat elektronik.

Seperti yang dikatakan oleh Fiza, panggilan akrab Hafiza, Nalacity Foundation lahir berawal dari tugas dari kampus untuk melakukan pemberdayaan masyarakat di sebuah wilayah di bawah naungan program Indonesia Leadership Development Program(ILDP) pada 2010. Dia bersama empat kawan lainnya mendapatkan pelatihan selama tiga bulan dan kemudian murni terjun ke masyarakat untuk membuat projek sosial. Daerah Sitanala sengaja dipilih karena menurut informasi disana terdapat sekumpulan Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) yang hidup non-permanen dan mengalami diskriminasi terhadap pekerjaan mereka. Mereka diasingkan dari kampung asalnya, tidak diterima bekerja, dijauhkan, dan sulit mendapatkan tempat tinggal.

Yang Muda Yang Menggerakkan Perubahan

Fiza bersama  empat orang temannya merupakan salah satu contoh generasi muda yang mengupayakan kemerdekaan bagi orang-orang yang kurang mampu. “Kemerdekaan merupakan hasil dari kerja keras menuju kondisi yang lebih baik. Bagi saya, merdeka bisa diartikan sebagai hijrah, yakni berpindah ke suatu tempat atau kondisi yang lebih baik”,  jelas lulusan sekolah keperawatan salah satu universitas negeri ini.

Bagi Fiza, generasi muda saat ini semakin berkembang baik secara jumlah maupun kualitasnya. Dengan kemajuan zaman, generasi muda masa ini semakin tech savvy/cerdas teknologi, update, dan aktif dalam berbagi kegiatan positif. Generasi seperti inilah yang produktif dan berprestasi. Namun, tidak bisa dipungkiri, ada juga anak muda yang justru masih ‘menyusahkan’ bangsanya sendiri dengan terlibat dalam tawuran, narkoba, dll.

“Tapi tentunya saya berharap dengan semakin bermunculannya generasi muda yang kreatif, maka ini menjadi trend yang bisa menjadi contoh bagi generasi muda lainnya”, jelasnya.

Menurutnya, dengan jumlah generasi muda yang semakin berkembang, seharusnya generasi muda yang berprestasi ini bisa menjadi peluang untuk membuat perubahan besar dalam masyarakat. Optimisme ini mulai muncul seiring dengan mulai tumbuhnya UKM dan kegiatan sosial yang diusung oleh generasi muda Indonesia. Peluang baik ini hendaknya dimanfaatkan sebagai langkah strategis untuk memberikan dampak yang baik bagi masyarakat Indonesia.

Generasi muda saat ini sangat mudah menerima informasi viral. Seharusnya kebaikan-kebaikan ini pun dapat ditularkan dengan mudah dengan menjadikan perilaku baik sebagai gaya hidup anak muda masa kini. Contohnya kampanye diet kantong plastik. Gerakan ini mengajak anak muda untuk meminimalisir penggunaan kantong plastik sebagai pesan untuk menyelamatkan bumi dan kemudian menyebarkan ajakan ini melalui media sosial yang biasa digunakan generasi muda.

Jiwa sosial sudah mendarah daging pada perempuan yang pada 22 September nanti berusia 25 tahun ini. Dompet Dhuafa, tempatnya bekerja saat ini adalah tempat yangtepat baginya untuk beraktualisasi dan bisa membantu banyak orang sesuai denganpassion-nya di bidang sosial dan kesehatan. Kesejahteraan dan kebermanfaatan, itulah yang ingin dia perjuangkan.

” Bagi saya hidup itu harus sejahtera dan bermanfaat karena kita harus mensejahterakan diri kita dan keluarga serta wajib menebar manfaat bagi orang lain. Sehingga hidup kita tidak akan lepas dari peran diri sendiri, keluarga, serta orang-orang di sekeliling kita”, tutup Fiza.(Erni)

 

Editor: Uyang

(uyang)